Entri Populer

Wednesday 23 September 2015

Perjalanan ke UI dan UGM- Hari Pertama (Part II)

   Kamis pagi masih berangkat ke kantor, udah izin setengah hari sama libur jumat dan sabtu. Tas ku, ku taruh di Mega biar diisi barang-barang yang dibawa. Aku cuma bawa celana panjang satu, baju 2, cd 1, alat mandi. Gak bawa barang banyak soalnya cuma nganterin aja ke UI (rencananya gitu). Habis naruh tas langsung berangkat. Jam 11.30 pulang, tapi di jalan rasanya kok motorku bannya gembos. Tapi sepertinya bocor, akhirnya kubawa ke tukang tambal ban. Ku tambah angin aja dulu, siapa tau kuat sampai rumahnya Mega. Tapi ternya berapa ratus meter dari tukang tambal ban, bannya gembos lagi. Berarti beneran bocor. Tapi sudah jam 12.00, kalau ditambal takut telat, soalnya naik KA dari Stasiun Pasar Turi. Untung yang bocor ban depan, motor agak kenceng gak berasa. Tapi waktu belok mesti hati-hati.
   Tapi lama-lama agak sulit bawa motornya, akhirnya pelan-pelan. Semoga velgnya gak bengkong. Dari jalan veteran ke sawojajar sentani dalam, lancar tanpa hambatan. Semoga bannya juga gak kenapa-kenapa. Langsung ke kos ngambil tiket, kerumahnya Mega. Dijalan sudah ku telpon kalau ban ku bocor, akhirnya makai motor masnya Mega. Sebelum berangkat ngecek barang-barang yang mau dibawa, terutama berkas-berkas yang harus dibawa ke UI dan UGM. Setelah semuanya lengkap, akhirnya berangkaaattt. Travelling pertama kita keluar provinsi ber-2.

   Tujuan pertama kita ke terminal Arjosari. Motornya di taruh di tempat penitipan motor di sampingnya pintu masuk. Terminal Arjosari, tempat yang penuh dengan kenangan. Berjalan ke sini bikin sesak, tapi kita harus move on. Yang lalu biarlah berlalu, sekarang fokus sama yang ada di samping kita. Lanjuuttttt, naik bis ekonomi AC, cukup dengan Rp. 15.000 satu orang, tinggal duduk dan turun di terminal Bungurasih. Terminal bungurasih sejak tahun 2013 melakukan pembangunan sampai sekarang. Waktu sampai terminal, yang sekarang di bangun yakni di ponten , yang bersebelahan dengan tempat keberangkatan bis antar kota. Makanya kok waktu lewat ada yang berubah, ternyata toiletnya juga di bangun.
    Setelah melaksanakan panggilan alam, langsung menuju ke tempat keberangkatan bis dalam kota. Sebelumnya beli permen buat melegakkan tenggorokkan, kayaknya habis makan es di mantenan, radangnya sama-sama kambuh. Setelah makan permen, tenggorokkan agak enakan, langsung naik bis ekonomi yang tujuan pasar turi. Bisnya paling ujung sendiri, waktu naik masih sepi, jadi harus nunggu terlebih dulu. Jam 15.00 bisnya langsung berangkat, turun pasar turi satu orang bayar Rp. 7.000,-. Maklum gak pernah ke Stasiun Pasar Turi, jadi tanya-tanya penumpang sebelah. 
    Kurang lebih jam 16.00 sudah sampai, habis turun dari bis, tinggal menyebrang udah sampai di Stasiun Pasar Turi. Tapi sebelumnya beli makan dulu, dari tadi siang belum sempat makan. Dua mangkuk soto dan dua gelas teh hangat, cukup untuk amunisi naik kereta hehehe. Setelah makan dan istirahat sebentar, saatnya untuk melakukan perjalanan panjang ke barat. 
    Sampai di Stasiun, masih belum boleh masuk, setelah cek tiket, nunggu bentar di ruang tunggu. Sudah banyak yang nunggu untuk naik kereta, karena gak dapat tempat duduk akhirnya di tunggu sambil berdiri. Gak berapa lama, akhirnya di perbolehkan naik kereta. Setelah berada di gerbong dan di tempat duduk, naruh barang-barang, akhirnya bisa sejenak beristirahat, tasnya berat banget hehehe. 
    Jam. 17.30, kereta Gumarang pun bergerak pelan meninggalkan Stasiun Pasar Turi, berjalan pelan-pelan menarik semua gerbong, menyusuri dinginnya rel. Di kereta gak  bisa tidur, selain jagain kamu, juga takut keretanya jatuh, soalnya ternyata kalau kereta eksekutif cepet banget, goncangannya jadi berasa, gak seperti
kereta ekonomi hehehehe. Tidur bentar terus bangun, tunggu kami Djekardah
Bersambung ke..........

No comments:

Post a Comment